Senin, 17 Mei 2010

Menanti Sebuah Tangan

Semua orang pasti mengalami sesuatu yang mengerikan dalam hidupnya. Terkadang kejadian itu berakhir dengan kematian, kecacatan atau hidup selamat dengan normal namun mengalami trauma yang cukup dalam. Trauma ini yang sangat sulit untuk dihilangkan dalam hidup seseorang. Trauma ini akan menakuti kehidupan seseorang yang mengalami trauma tersebut.
Aku adalah orang yang mengalami trauma tersebut. Kejadiannya terjadi saat aku berumur kurang lebih 9 tahun, saat itu aku diajak kakak dan pacar kakakku ke daerah pantai rekreasi (tidak boleh menyebutkan merek dagang) yang terdapat di daerah Jakarta utara. Pada saat itu aku dan pacar kakakku.
Di dalam daerah rekreasi tersebut aku meminta kakakku dan pacar kakakku untuk masuk ke dalam daerah kolam renang yang ada di dalam daerah rekreasi tersebut. Setelah masuk ke dalam daerah kolam renang tersebut aku mencoba wahana air yang ada di dalamnya, aku saat itu sangat senang bermain di daerah tersebut sampai akhirnya aku pun kelelahan untuk bermain di kolam renang tersebut dan akhirnya aku mengajak kakakk dan pacarnya untuk istirahat sambil bermain air di pantai buatan yang ada di dalamnya.
Kolam yang bibirnya hanya sebatas tumitku dan mempunyai kedalaman yang dalam di daerah ujungnya tersebut yang kupilih. Aku pun mulai bermain di daerah bibir kolam tersebut sampai saat kulihat ada seorang anak yang bermain di tengah melalui pinggiran kolam tersebut. Aku pun mengikuti anak tersebut berjalan di pinggir kolam. Tapi tiba-tiba di tengah kolam kaki ku pun terpeleset dan jatuh ke air yang dalamnya melebihi tinggi tubuhku. Saat itu aku mulai panic san mengangkat kedua tangan ku dengan tujuan untuk memberitahukan kakak dan pacarnya bahwa aku tenggelam di kolam tersebut. Aku pun telah meminum banyak air kolam yang ada di sekitarku, akupun akhirnya pasrah tetapi ada sebuah tangan yang menolongku, aku pun tidak kenal siapa dia dan akhirnya aku selamat.
Karna kejadian tersebut aku pun segera meminta pulang, sesampainya di rumah aku pun langsung tidur di kamarku dengan perasaan masih shock.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar